Selasa, 07 Juni 2011

Dhyka Foto

Dhyka
Motor Dhyka
Dhyka Motor

Dhyka Lagi

Dhyka gaul

Dhyka cool

Dhyka Liberti
Dhyka Turis

Nanni Dhyka

Dhyka Nanni


Nanni jg Dhyka

NAnni

Nanni

Nanni

NAnni

Nanni

Kamis, 10 Maret 2011

Biografy Yudi Arianto




Yudi Arianto yang dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1991, di kota Angin Mamiri’ Makassar. Lahir dari perut ibu yang penuh dengan rasa cinta dan kasih, Nurlaealah. Dibesarkan dengan arahan seorang ayah yang bijaksana dan penuh taggung jawab, Abd. Latief DS. Umur tiga tahun ayahanda tercinta pergi untuk selama-lamanya meninggalkan seorang istri dan ketiga anaknya, hingga akhirnya mereka pindah bersama ibu dan kedua saudaranya hingga menetap didaerah yang asri, aman, dan damai, itulah Manipi. Kepergian seorang ayah membuat ibunda tercinta harus menjadi single parent  dan harus menguras keringat untuk mengurus dan membesarkan anak-anaknya yang masih lucu-lucu. Ketika di Manipi ia diasuh dan dididik oleh bibi saudara ibundanya yang katanya kondisi penulis saat itu sangat memperihatinkan, tubuhnya sangat kurus tinggal tulang  berbalut kulit dan saking putihnya kulit penulis saat itu membuat tulang-tulang dan ususnya rada-rada kentara. Keadaan inilah yang membuat semua orang yang melihatnya bertanya, apakah anak ini akan bertahan hidup?
Umur enam tahun adalah usia yang saatnya penulis untuk dimasukkan kesalah satu sekolah dasar yang ada di Manipi yang tidak jauh dari rumah bibi, yakni SD Negeri No. 87 Manipi. Sekolah ini merupakan tempat awal penulis menempuh pendidikan. Prestasi akademiknya tidak kalah dengan teman-teman sekelasnya yang lain, setiap diberi tugas selalunya nilai Sepuluh. Namun Allah berkehendak lain, Baru saja penulis mengenyam pendidikan sekitar satu bulan, penulis harus menghentikan sekolahnya karena guru-gurunya tidak tahan melihat penyakit kulit yang diderita penulis.
Pendaftaran murid baru tiba, ia kemudian dimasukkan kembali ke sekolah dimana penulis disekolahkan sebelumnya. Prestasinya tetap diakui oleh guru-gurunya, hingga satu-satunya murid disekolahnya dipanggil ke Kantor Diknas Kabupaten Sinjai untuk menandatangani penerimaan beasiswa murid berprestasi. Beasiswa ini diterima setiap semester, dan bersamaan dengan itu pula penulis juga menerima beasiswa miskin. Tapi sayangya besiswa prestasi tersebut Cuma diterima selama tiga semester, dan beasiswa kurang mampunya tetap diterima sampai penulis menamatkan studinya di sekolah dasar.
Enam tahun penulis sekolah di SD, kemudian lanjut ke salah satu SMP di Manipi yaitu SMP Negeri 1 Sinjai Barat, dan harus tinggal sendiri dirumah orang tua. Kemandirian dan keberanian penulis untuk tinggal sendiri dimulai sejak kelas satu SMP. Biaya sekolahnya pun dibiayai oleh pemerintah dalam bentuk Beasiswa Kurang Mampu (BKM), karena penulis hanyalah terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Prestasi akademik penulis semakin menonjol dan aktif diberbagai organisasi intra sekolah dan di ekstra sekolah salah satunya menjabat sebagai ketua Remaja Masjid di Masjid Al Anshar Komp. Asrama POLSEK Sinjai Barat.
Masa-masa SMP tidak terasa telah dilewati selama tiga tahun lamanya dengan urutan kedua NEM tertinggi disekolahnya, kemudian lanjut di SMA Negeri 1 Sinjai Barat dengan beasiswa pula. Penulis lanjut mengawali studinya dengan menorehkan peringkat pertama berturut-turut di kelasnya. Mulai dari kelas satu SMA penulis menjabat sebagai ketua kelas sekaligus dipercayakan sebagai Bendahara umum OSIS. Kemudian, kelas dua dipercayakan menjabat sebagai Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Sinjai Barat tapi prestasinya menurun karena penulis juga bekerja disalah salah satu usaha percetakan di Manipi. Sejak menjabat sebagai Ketos, ia juga sering di utus mewakili sekolah untuk mengikuti berbagai pertemuan-pertemuan dan lomba-lomba sekabupaten, bahkan sampai ketingkat propinsi, misalnya lomba Olimpide Sains Kabupaten Sinjai, Pekan Olahraga Kabupaten Sinjai, Lomba bongkar pasang senjata di Kabupaten Bone, MTQ Kabupaten Sinjai, dan masih banyak lagi yang tidak sempat penulis paparkan. Alangkah ganjilnya lagi penulis menjabat sebagai Ketos selama dua periode, dan kepengurusannya dibubarkan ketika selesai ujian.
Selepas di SMA impian penulis untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri tercapai, ia diterima kuliah di Pendidikan Teknik Informatika & Komputer Universitas Negeri Makassar (UNM) lewat jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) dan sebagai salah satu penerima Beasiswa BIDIK MISI.
Ø  Pengalaman organisasi
1.      Anggota PMR SMP Neg. 1 Sinjai Barat
2.      Ketua Remaja Masjid Al Anshar Komp. Asrama Polisi Sektor Sinjai Barat (2007-2010).
3.      Bendahara umum POBAM (Persatuan Olahraga Bela diri Manipi) (2007).
4.      Bendahara Umum OSIS SMA Negeri 1 Sinjai barat (2007/2008)
5.      PASKIBRA kecamatan Sinjai Barat (2007)
6.      Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Sinjai Barat (2008/2009-2009/2010)
7.      Ketua Dewan Ambalan 613-614 SMA Negeri 1 Sinjai Barat (2008/2009-2009/2010)
8.      Sekretaris Dewan Kerja Ranting (DKR) Sinjai Barat (2008-2010)
9.      Anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sinjai (2008-2009)
10.  Anggota Saka Wira  Kartika KODIM 1424 Sinjai.
11.  Anggota Departemen Dakwah & Infokom Kelompok Belajar Muslim (KBM) Fakultas Teknik  UNM (2010/2011).
12.  Anggota Lembaga Penenlitian Mahasiswa (LPM) Penalaran UNM (2011)
13.  Tim Agro Phinisi Indonesia

Jumat, 11 Februari 2011

Bija To Konjo Manipi


yudi-arianto.co.cc


Sinjai terkenal bahasa bugisnya sangat kental tapi berbeda dengan yang ada di Kecamatan Sinjai Barat yang Sebagian besar Masyarakatnya menggunakan bahasa Konjo. Hal yang demikian terjadi karena pengaruh dari letak Sinjai Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa yang bahasa sehari-harinya menggunaka bahasa konjo sehingga Masyarakat Sinjai Barat pun terpengaruh. tapi walau pun bahasanya sama namun logatnya agak beda antara konjo Manipi (Sinjai Barat) dengan Konjo orang Gowa.

Pengaruh lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :

1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
  1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
  2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
  3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
  4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga di kamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya. 

Tambang emas bombana

Motor modif